Ini Dia Deretan Tradisi Di Bandung Yang Masih Dijaga Kelestariannya

Wpfreeware 2021-09-19 16:33:35 Ngebandung

Di zaman sekarang ini memang perkembangan di berbagai industri sangatlah cepat. Ditambah dengan kehidupan masyarakat yang semakin hari semakin memiliki konsep yang modern. Hal itu berimbas pada adat dan tradisi leluhur yang justru semakin memudar karena dianggap terlalu kuno dan konvensional. Terlebih masyarakat sekarang ini lebih menyukai sesuatu yang berbau instant tanpa menghiraukan nilai budaya leluhur.

Meskipun kecanggihan teknologi telah melekat di kehidupan masyarakat, namun nyatanya masih ada tradisi unik yang masih dilestarikan di berbagai daeran di Indonesia salah satunya adalah Bandung. Di tengah hiruk pikuk kemacetan Kota Bandung, masih terdapat adat istiadat dan tradisi yang bahkan kaum muda pun ikut mempertahankannya.

Upacara Adat Nuras Cai

Source Photo : Koropak Tour

Tradisi yang dilakukan oleh Warga Kampung Nenggeng, Desa Citaman, Nagreg, Bandung ini diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta dengan cara merawat alam sekitar, utamanya mata air yang menjadi sumber kehidupan. Dalam upacara ini, masyarakat bergotong royong membersihkan mata air mengalir dengan baik.

Tradisi ini menjadi kearifan lokal yang tidak terlepas dari keberadaan Kerajaan Kendan pada abad ke-4 yang kini memasuki wilayah Kampung Nenggeng. Dalam hal ini, pemerintah juga mendukung penuh berdirinya desa wisata di kawasan ini untuk menarik wisatawan baik wisatawan lokal ataupun luar kota.

Peringatan Wuku & Mapag Taun


Bagi warga Kampung Adat Cikondang, bulan Muharram merupakan bulan yang istimewa. Kampung Adat Cikondang berada di Desa Lamajang, Pangalengan, Bandung. Biasanya pada 1-14 Muharram, warga mulai mempersiapkan acara. Mulai dari menumbuk beras dan juga memasak hidangan tradisional. Kemudian sehari menjelang tanggal 15 Muharram, keturunan langsung leluhur Kampung Adat Cikondang akan mulai membersihkan benda pusaka meliputi keris, pisau dan tombak.

Diselenggarakannya acara ini adalah sebagai ungkapa syukur kepada Allah SWT tas kenikmatan yang diperoleh selama satu tahun terakhir. Acara ini juga menjadi kesempatan waktu untuk berkumpul bersama keturunan Mama Sesepuh atau warga adat.

Tradisi Perang Tomat


Ada banyak hal yang dilakukan warga untuk menyambut datangnya bulan Muharram. Salah satunya adalah yang dilakukan warga Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Lembang, Bandung Barat. Mereka menggelar acara selama tiga hari berturut-turut.

Di hari pertama dan kedua, warga melakukan kegiatan mharuat bumi dan pantun ruat. Kemudian di hari ketiga yang merupakan acara puncak warga menyelenggarakan kegiatan rempug tarung adu tomat (Perang Tomat). Tradisi ini berawal dari keengganan pedagang menjual tomat-tomat yang diharga dengan harga yang rendah akibat pasokan yang berlebih. Kemudian munculah ide untuk memanfaatkan tomat tersebut.

Dalam kegiatan ini dua kelompok saling berhadapan dan mengenakan baju serba hitam, topeng dan tameng yang terbuat dari anyaman bambu. Saat tanda telah dibunyikan, barulah kedua kelompok saling melemparkan tomat. Ajang lempar tomat ini dimaknai sebagai membuang sifat buruk . Kegiatan ini dilakukan dengan waktu selama 30 menit.

Comment

Similar Post You May Like