Menguak Sejarah Sungai Citarum, Sungai Terpanjang Di Tanah Pasundan
Ukuran tersebut, baru total ukuran panjang sungai. Kira-kira apabila dihitung menurut garis lurus akan membuat rekor panjang yang lebih lagi. Padahal jika dilihat dari satelit, sungai Citarum tampak meliuk-liuk bagaikan ular, sehingga bila bisa direntangkan, pasti akan lebih panjang lagi.
Berasal dari dua kata Ci yang berarti air atau sungai dan Tarum ââ¬âsebuah nama tumbuhan yang menghasilkan warna nila ââ¬â muncullah nama Citarum. Banyak para ahli menduga, pada zaman dahulu banyak tumbuhan tarum yang hidup di sepanjang sungai Citarum.
Konon kisah sejarah menyebutkan bahwa pada abad ke-5 Masehi, di dekat muara Citarum sudah berdiri kerajaan Tarumanegara yang dikenal sampai negeri Tiongkok. Nama Tarumanegara sendiri mengandung arti suatu kerajaan yang keratonnya atau pusat pemerintahannya dibangun tidak jauh dari muara sungai Tarum atau Citarum.
Karena Kerajaan Tarumanegara dikenal di mancanegara sampai India, Thailand dan Tiongkok, dengan sendirinya nama Citarum ikut pula go internasional. Bukan hanya di wilayah Asia Tenggara, tapi sampai Asia Selatan dan Asia Timur. Hal ini membuat sungai citarum menjadi cukup populer di mata sejarah.
Source: Pinterest.id
Sejak kerajaan Tarumanegara runtuh, sungai Citarum kemudian menjadi batas alam yang memisahkan Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh ââ¬âdua kerajaan kembar pecahan dari Tarumanegara, yang kemudian dua kerajaan pecahan itu bersatu kembali dan mengganti nama menjadi Kerajaan Sunda.
Sungai Citarum itu pelan-pelan surut, karena munculnya kerajaan yang lebih kuat, yakni Kerajaan Galuh Kawali, yang lokasinya tidak jauh dari hulu Sungai Citanduy, tetapi juga tidak jauh dari hulu Sungai Cimanuk, sungai terpanjang kedua di Jawa Barat.
Tetapi raja-raja Galuh yang menguasai Jawa Barat, tetap melestarikan Sungai Citarum dengan tanaman tarum yang tetap dipertahankan sebagai salah satu andalan produk pertanian Kerajaan Galuh. Kerajaan besar datang silih berganti menjadi penguasa Jawa Barat.