Body Dysmorphic Disorder Salah Satu Mental Health Yang Sering Kita Abaikan

Wpfreeware 2021-12-01 13:10:13 health


Source: Pinterest.id


Pernahkah kalian merasa insecure terhadap tubuh secara berlebihan? Bahkan sampai mengalami gangguan kecemasan olehnya? Atau lebih parahnya selalu meminta pendapat teman tentang tampilan secara berlebihan sehingga mengecek bagian tubuhnya berkali-kali. Ya itu merupakan gejala yang dialami oleh penderita BDD atau Body Dysmorphic Disorder. 


Gangguan dismorfik tubuh atau body dysmorphic disorder adalah kondisi psikologis di mana pasiennya biasanya merasa cemas terhadap penampilan fisik mereka dan berpikir bahwa tubuh mereka mengidap kelainan atau defek tertentu, baik yang memang nyata maupun yang sebenarnya hanya imajinasi pasien saja. Pasalnya penderita BDD akan terus memiliki pandangan negatif dan kecemasan atas penampilan fisik.


Namun berbeda dengan kekhawatiran akan berat badan, rasa cemas pada gangguan ini bukan mengenai bentuk tubuh secara keseluruhan, melainkan kekurangan fisik pada anggota tubuh tertentu, contohnya kulit keriput, rambut rontok, paha yang besar, atau bentuk hidung pesek, kulit wajah yang berjerawat dan beberapa kekurangan lainnya.


Gejala awal body dysmorphic disorder mirip dengan gangguan makan atau eating disorder. Hal ini disebabkan kedua gangguan mental ini melibatkan perhatian dengan citra tubuh. Hanya saja, seseorang dengan gangguan makan mengkhawatirkan berat badan dan bentuk seluruh tubuh, sementara orang dengan BDD mengkhawatirkan bagian tubuh tertentu.



Source: Pinterest.id

Rasa cemas yang diderita oleh pasien BDD akan berdampak pada pola pikir dan tingkah laku. Beberapa gejalanya adalah akan bercermin berulang-ulang dalam waktu lama, menyembunyikan anggota tubuh yang dianggap tidak sempurna, meminta orang lain meyakinkan dirinya berulang kali bahwa kekurangan bentuk tubuhnya tidak terlalu jelas terlihat, berulang kali mengukur atau menyentuh area tubuh yang dianggap tidak sempurna.


Body dysmorphic disorder lebih banyak terjadi pada usia 15 hingga 30 tahun. Penderita kondisi ini sering merasa malu dan resah karena menganggap dirinya buruk, sehingga menghindari berbagai situasi sosial dan enggan bersosialisasi. Selain itu, 2-15% penderita juga menjalani operasi plastik, guna memperbaiki penampilannya. Gangguan ini sering dimulai saat pubertas dan dapat bertahan seumur hidup.


Upaya penanganan terhadap body dysmorphic disorder dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku kognitif dan Obat. Terapi ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara pikiran, perasaan, serta perilaku. Dengan terapi ini, penderita diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.


Terapi ini fokus pada memperbaiki kepercayaan yang salah terhadap kelemahan atau kekurangan fisik penderita, meminimalkan perilaku kompulsif (melakukan sebuah tindakan secara berulang-ulang), Serta menumbuhkan sikap dan perilaku yang lebih baik mengenai citra diri dan penampilan fisik.


Jika terdapat gejala tersebut dan mengganggu interaksi sosial, maka segera periksakan diri ke dokter SpKJ. Untuk melakukan pemeriksaan agar dapat ditangani secara langsung dan bisa pulih kembali seperti semula.

Comment

Similar Post You May Like

Lokasi

Alamat: Jl. Kancra No 37, Buahbatu, Bandung 40262
(022) 7324011
09:00-17:00

Media Partner